BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa remaja
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak. Masa ini merupakan masa yang
labil. Perkembangan dari
masa kanak-kakak menuju masa remaja melewati garis-garis yang berganda. Manusia
adalah organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, akan berubah
atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang. Didalam
perkembangan ini, peranan orang tua dan lingkungan tempat anak tumbuh akan
sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian dimasa mendatang. Tingkah laku
individu secara bertahap menjadi semakin kurang memadai sampai dengan
berkembanganya kesadaran tentang diri.
Status masa remaja dalam kisaran umur 17-25 tahun merupakan
status yang memerlukan pembinaan dan pemupukan jati diri, sebagai wahana untuk
menumbuhkan nilai, persepsi, dan sikap yang positif serta produktif dalam
menjalani lintasan kehidupan selanjutnya. Bagi sebagian besar remaja, selama
mengalami status ini dinamika kehidupan modernitas telah mewarnai mereka dengan
gaya hidup, atribut kelompok yang menjadi panutan, dan perilaku konsumsi
produksi / jasa yang menjadi ikon ekspresi diri.
Selama masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja
akan muncul banyak masalah yang mengincar kehidupan para remaja. Permasalahan
remaja itu tergolong permasalahan yang paling kompleks di dunia. Mulai dari
masalah pacar, masalah sekolah, masalah pergaulan, masalah penampilan dan lain
sebagainya. Namun, permasalahan tersebut sebenarnya adalah sebuah proses
pencarian jati diri yang nantinya bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan. Pada masa pencarian jati diri, setiap individu berusaha
menemukan dan menanyakan identitas dirinya.
Seorang remaja
harus berkaca pada dirinya sendiri. Selain itu, remaja diusia ini harus belajar
dan memilih ideologi yang benar dari berbagai ideologi yang telah disodorkan
padanya. Selain untuk proses mengenal diri, masa remaja juga merupakan proses
untuk mengenal Sang Pencipta. Di masa remaja, seseorang dapat mengarungi tangga
kehidupan dengan mudah dan energik, maka perlu berpikir sebelum bertindak dan
bermusyawarah orang penyayang serta berpandangan luas hingga ia tidak
tergelincir dalam pencarian jati dirinya. Karena remaja yang tidak berhasil
menemukan jati dirinya dengan baik, maka pada masa dewasa kelak tidak semua
orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada individu yang sudah dewasa, namun
tingkah lakunya masih bersifat kekanak-kanakan. Tidak semua orang dewasa
bertingkah laku mengikuti prinsip hidup yang jelas dan rasional.
B.
Identifikasi
Masalah
1. Pengertian
jati diri.
2. Cara
mendapatkan jati diri yang baik.
3. Pengembangan
jati diri remaja.
4. Psikologi
perkembangan remaja.
5. Kritis
jati diri remaja.
6. Peran
orangtua.
C.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan jati diri?
2. Bagaimana
cara mendapatkan jati diri yang baik?
3. Bagaimana
pengembangan jati diri remaja?
4. Apa
penyebab kritis jati diri?
5. Apa
peran orangtua dalam proses pencarian jati diri?
D.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan karya ilmiah ini adalah memberi pengetahuan dan informasi kepada para
pembaca, khususnya remaja mengenai proses pencarian jati diri, agar mereka
menemukan jati diri yang baik.
E.
Manfaat
Penulisan
Penulisan karya
ilmiah ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada remaja bahwa jati diri
itu penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok
dirinya. Selain itu, karya ilmiah ini juga memberikan pengetahuan, peran
orangtua sangat penting dalam proses pencarian jati diri remaja.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
Jati Diri
Masa remaja
adalah masa dimana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap diartikan
sebagai identitas diri, pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa
percaya diri. Masa pencarian identitas adalah masalah yang sangat penting, dan
dalam masa ini melibatkan peran dari banyak orang.
Secara singkat,
arti jati diri adalah kamu yang sebenarnya. Ada beberapa pengertian secara
luas, yaitu sebagai berikut :
1. Jati
diri adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami dengan kronologi tertentu.
2. Jati
diri adalah suatu proses penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai luhur yang
terpancar dari hati nurani melalui mata hati.
3. Jati
diri adalah suatu pengetahuan tentang siapa kita sebenarnya.
4. Jati
diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan daya
gerak dari dalam.
Menurut psikologi anak dan remaja dari Empati Development Center, Dra. Roslina Verauli, MPsi, “Identitas diri
sebetulnya cara bagaimana seseorang melihat dirinya, identitas diri juga
dikenal dengan istilah konsep diri.”
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa, jati diri adalah ekspresi batin mengenai tempat dan peran kita di dunia
ini, guna menemukan arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam
menemukan kebahagiaan sejati di hidup kita.
B.
Cara
Mendapatkan Jati Diri yang Baik
Supaya remaja
dapat memahami jati dirinya dengan benar dan menemukan hakikat yang didambakannya
serta tercerahkan dalam sistem pendidikan yang tepat, maka hendaknya ia
memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Belajar
Menuntut ilmu
merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu yang luas merupakan mutiara
yang paling berharga bagi pemuda yang dapat membantunya dalam mengarungi kehidupan
yang benar. Pengetahuan adalah instrumen penting dalam kehidupan. Oleh karena
itu, membaca kitab-kitab agama adalah jalan untuk menambah dan memantapkan
akidah. Manusia yang kurang pengetahuan tidak akan mampu mengetahui tugas dan
kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan pada akhirnya ia tidak dapat memahami
makna kehidupan yang hakiki.
2. Berfikir
Ilmu adalah alat
untuk memahami banyak hal, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Kemampuan memahami dan menjawab problematika kehidupan sangat tergantung kepada
kadar pemikiran seseorang. Dengan
kata lain, kekuatan dan keluasan berpikir seseorang akan menempatkannya pada
posisi yang mulia. Jadi, berpikir secara sehat adalah pembimbing ideal dalam mengatasi
setiap kejadian dan problematika kehidupan.
3. Iman
Yang dimaksud
dengan iman adalah keyakinan hati terhadap keberadaan pencipta alam semesta dan
menerima serta mentaati segala perintah dan firman-Nya. Semakin kuat keimanan
seseorang, maka manifestasinya semakin jelas dalam berbagai dimensi wujud
manusia. Oleh karena itu, barangsiapa yang dalam kehidupannya menempatkan Tuhan
sebagai pengawasnya maka ia semakin percaya diri, termotivasi dan memiliki
pelindung.
4. Berbuat
baik
Berbuat baik menjadikan
manusia mudah dalam meraih tujuan dan cita-citanya sebagaimana disinggung dalam
Al Qur’an bahwa perbuatan baik menyebabkan perkembangan dan penyempurnaan
berbagai potensi orang mukmin yang terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa
pendidikan agama memiliki pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga
terhadap ilmu serta iman. Karena untuk itu, perbuatan yang terbaik adalah
mengamalkan kewajiban agama kita, dan hendaknya kita memotivasi orang lain
untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan amoral. Dengan meningkatkan
dasar iman, kiranya dapat menjadi modal penting bagi seseorang untuk
mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi berbagai perubahan penting
kehidupan dengan tawakal kepada Allah sehingga ia berhasil meraih tujuannya.
C.
Pengembangan
Jati Diri Remaja
Ada beberapa
pokok pemikiran yang melandasi perlunya pembinaan dan pengembangan jati diri
remaja, antara lain :
1. Jati
diri remaja selaku generasi muda penerus bangsa, jati diri ini penting untuk
dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan
dan dibesarkan sebagai insan bangsa. Rasa memiliki kebangsaan yang terpatri
dikalangan remaja akan menumbuhkan persepsi dan sikap berbangsa yang tangguh
atas pentingya menjunjung martabat keberadaan bangsanya sendiri dihadapkan pada
atmosfir globalisasi yang diwarnai dengan persaingan antar bangsa di dunia,
yang merambah tanpa sekat. Kepekaan dan
kewaspadaan atas potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat
merusak jati diri bangsa, melemahkan daya saing bangsa, dan bahkan cenderung
mengeksploitasi sumber daya bangsa, harus dapat dipahami oleh remaja.
2. Jati
diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri untuk
membangun masa depan yang gemilang. Kegamangan dan kegelisahan remaja yang
muncul sebagai akibat mengikuti arus gaya hidup, kelompok panutan, dan
konsumerisme harus dapat digantikan dengan kesadaran mempersiapkan dan
menumbuhkan kompetensi diri sehingga timbul keyakinan diri mampu dan membentuk
kehidupan masa depan bangsa yang lebih
baik.
3. Jati
diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan
gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya. Kepekaan sosial merupakan elemen jati diri yang
penting untuk dibina dan dikembangkan bagi remaja, bahkan sepatutnya kepekaan
sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak dini, dalam membentuk tatanan
hidup bermasyarakat dan berbangsa yang bermartabat.
D.
Psikologi
Perkembangan Remaja
Dunia psikologi
sangatlah luas dan menarik dikaji dan dikembangkan, melihat dari sisi psikologi
perkembangan remaja. Psikologi perkembangan remaja dapat dipisahkan dengan
pengkategorian melalui kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh remaja,
tuntutan psikologi untuk remaja serta periode pada saat kita remaja.
Penjabarannya sebagai berikut :
1. Sejumlah
kesulitan yang dialami kaum remaja merupakan bagian yang normal dari
perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum
remaja, antara lain :
a. Variasi
kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia akan terlihat perdiam, cemberut, dan
mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya, yaitu
periang dan berseri-seri.
b. Rasa
ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat.
c. Membolos.
d. Perilaku
anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam, dan agresif.
e. Penyalahgunaan
obat bius.
f. Psikosis.
2. Tuntutan
psikologis masa remaja
a.
Remaja
dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkan secara efektif.
b. Remaja
dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang lain.
c. Remaja
mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin.
d.
Mengetahui
dan menerima kemampuan diri sendiri.
e.
Memperkuat
penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma.
3. Periodisasi
perkembangan masa remaja
Pada umumnya masa remaja dapat
dibagi dalam dua periode yaitu :
a. Periode
masa puber usia 12-18 tahun
1) Masa
pra pubertas = peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas
Cirinya :
- Anak
mulai bersikap kritis.
-
Anak
tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
2) Masa
pubertas usia 14-16 tahun = masa remaja awal
Cirinya :
- Mulai
cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan
penampilan.
-
Sikapnya
tidak menentu / plin plan.
-
Suka
berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
- Mulai
adanya mimpi basah.
3) Masa
akhir pubertas usia 17-18 tahun + peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen
Cirinya :
- Pertumbuhan
fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya.
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri
lebih awal daripada remaja pria.
4) Periode
masa remaja adolesen usia 19-20 tahun (merupakan masa akhir remaja)
Cirinya :
- Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis.
- Mulai
menyadari akan realita.
- Sikapnya
mulai jelas tentang hidup.
-
Mulai
nampak bakat dan minatnya.
Dengan kondisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja, merupakan masa dimana seseorang
atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di masa awal kehidupan
yang sebenarnya pada akhirnya serta masa remaja merupakan masa yang sangat
penting dalam pembentukan jati diri seseorang, oleh karenanya psikologi perkembangan
remaja dapat dikatakan faktor yang sangat berperan di dalamnya.
E.
Krisis
Jati Diri
Saat ini, banyak
sekali para remaja yang mengalami krisis jati diri. Mereka tidak tahu harus
bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat apa di tengah arus kehidupan yang
mewarnai mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan sebuah kebenaran
mereka masing-masing. Banyak sekali para remaja hanyut dalam apa yang mereka
sebut pencarian jati diri, tanpa memahami benuk jati diri itu sendiri dalam
kehidupan. Hasilnya, beberapa
dari mereka malah kehilangan jati diri mereka dan terus tersesat didalamnya. Krisis
jati diri seringkali disebabkan oleh :
1. Merasa
hidupnya selalu diatur
Seringkali kita
merasa hidup kita selalu dijalani dengan aturan yang dibuat oleh orang lain,
entah itu orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan agama. Hasilnya, yang
tumbuh malah pembangkangan terhadap semua aturan tersebut, dengan alasan
mencari jati diri. Kita beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan “tidak”
pada semua aturan itu. Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang
perlu kita lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari
menimbang kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan
yang kita jalani sekarang.
2. Mengejar
penghargaan dari lingkungan
Pendapat bahwa
jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi yang
mengutarakannya. Karena lingkungan
kita juga belum tentu menemukan jati diri mereka. Yang benar, lingkungan
menawarkan sebentuk pola pikir yang sering hadir dikehidupan seseorang, sosial
jati diri seseorang, itu menolaknya atau mengikuti pola pikir lingkungan.
Itulah yang mengubah pola pikir seseorang. Jadi, lebih tepat untuk dikatakan
bahwa lingkungan memberikan sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh jati diri
seseorang. Bila seseorang gagal menjawabnya dengan cara yang baik, maka orang
tersebut akan mengalami krisis jati diri dan hanya mengejar pengakuan atas
nilai-nilai dari orang lain yang belum tentu telah menemukan jati dirinya
seumur hidupnya.
3.
Memiliki
pandangan sempit dan terbatas dalam kehidupan
Ini adalah penyebab krisis jati diri paling krusial untuk
diberantas. Tidak jarang kita hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup
enak, tidak enak dan biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah
sepenuhnya salah, akan tetapi perameter yang digunakannya sering kali
menyesatkan, yaitu harta. Jadi, cara paling cepat untuk menemukan jati diri
adalah dengan mencari kebenaran yang tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik
saat ini, tapi juga nanti, sampai kita keliang lahat sekalipun. Dan kunci untuk
menuntun kita pada jati diri adalah dengan membiarkan nurani kita hidup, dan
jangan pernah berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita.
F.
Peran
Orangtua
Masa remaja
adalah masa di mana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap diartikan
sebagai identitas diri, pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa
percaya diri. Masa pencarian identitas diri adalah masa yang sangat penting.
Untuk itu peran orangtua sangat penting membantu mereka menghadapi masa-masa
ini dengan membantu mereka mengenali dirinya secara mendalam.
Peran orangtua bisa dilakukan dengan memberikan
stimulasi, menemukan dan mengenali bakat serta potensi anak. Orangtua juga bisa
membantu anak mengenali temperamen dan kepribadiannya agar ia bisa beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu memecahkan masalah. Anak juga dituntut mulai
menyadari bakat yang dimilikinya, menyadari bahwa ia akan punya tujuan hidup
berupa cita-cita. Orangtua bisa membantunya dengan mengenalkan model atau
tokoh idolanya. Orangtua juga harus memberi nilai-nilai kehidupan (living values) yang positif.
Umumnya, yang
terjadi di masa ini adalah anak memperoleh pemahaman tentang seperti apa
dirinya, melalui aktivitas yang ia lakukan, prestasi yang ia capai,
pengembangan diri yang ia lalui, hingga hubungan bersama orang lain
disekitarnya. Misalnya saja seperti apa dirinya menurut teman-teman dan orang
disekitarnya.
Menurut praktisi
emotional intelligence parenting,
Hanny Muchtar Darta El PSYCH-K SET dari Radani Emotional Intellegence Center,
“Peran orangtua dalam masa-masa pencarian jati diri anak adalah sebagai
pendukung (supporter) atau pemberi
motivasi (motivator) serta sebagai
pelatih”.
Di masa remaja, anak-anak sedang senang bereksperimen,
dan orangtua hanyalah mengarahkan bukan menentukan anak. Bantu anak mengenali
diri dan berikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki kualitas positif dalam
dirinya yang tinggal menunggu untuk ditemukan akan dikembangkan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
1. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu kegiatan
mengamati, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpilkan apa adanya
tanpa ada perlakuan ataupun dalam proses penelitiannya.
2. Studi
pustaka yaitu penilitiaan dengan menggunakan bahan bacaan sebagai sumbernya.
B.
Populasi
dan Sampel
Dalam penelitian
ini, saya mengambil populasi siswa kelas XI SMA N 1 Sewon. Sampel yang saya
ambil adalah kelas XI IPA 1 sampai dengan XI IPA 5 yang masing-masing kelas
diambil dua orang siswa.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner, yaitu dengan daftar
pertanyaan berupa angket.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada
proses pencarian jati diri ini, para remaja
dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Namun, berdasarkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan pencarian jati diri pada remaja, kebanyakan
remaja tidak memiliki rasa percaya diri saat berada di depan umum. Ini dikarenakan para remaja belum mengetahui dan menerima
kemampuan diri sendiri. Dengan rasa yang tidak percaya diri ini, para remaja
akan merasa bahwa dirinya tidak ada artinya dimata orang lain. Padahal,
sesungguhnya dalam diri mereka mempunyai bakat yang sangat dibutuhkan oleh
orang lain. Hanya saja para remaja masih dalam proses untuk
mengetahui apa sebenarnya bakat yang ia miliki. Karena semua orang itu pasti
punya bakat-bakat tertentu. Mulai dari sekarang para remaja harus belajar
meyakini diri sendiri bahwa mereka mampu dan bisa menjadi orang yang lebih berguna. Selain itu,
peningkatan rasa percaya diri ini bertujuan agar para remaja tidak mudah
terpengaruh oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama terhadap hal-hal
buruk. Karena kunci untuk menuntun kita pada jati diri yang baik adalah dengan
membiarkan nurani kita hidup dan jangan pernah berhenti mempertanyakan
kebermanfaatan hidup kita.
Masa
remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Mulai masalah pacar, sekolah
sampai dengan masalah pergaulan. Namun, pada umumya para remaja tidak mau
cerita kepada orangtuanya ketika mereka mempunyai suatu masalah, baik masalah
pacar ataupun sekolah. Akibatnya, para remaja berusaha mencari solusi sendiri
untuk memecahkan masalahnya, tanpa tahu yang dilakukannya itu benar ataukah
masih salah. Selain itu, para remaja lebih memilih memendam masalahnya
rapat-rapat dalam hati. Padahal, cara yang seperti itu malah akan membuat
hidupnya terasa tidak nyaman dan gelisah. Pada masa remaja ini, pertumbuhan
fisik memang sudah mulai matang, akan tetapi kedewasaan psikologinya masih
belum tercapai sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan saran orangtua untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi remaja. Namun, kebanyakan remaja malu
dan gengsi untuk bercerita tentang masalah asmara. Padahal, orangtua disamping
sebagai ayah dan ibu kita, mereka juga bisa dijadikan sebagai sahabat yang baik
untuk bercerita.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jati diri adalah
suatu proses untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Pada masa ini, para
remaja ditutut untuk memiliki percaya diri agar mereka tidak terpengaruh oleh
prinsip orang-orang di sekitar mereka. Masa remaja adalah masa penuh pergolakan
pemikiran, namun Karena pondasi dasar pemikiran disaat itu belum begitu kuat,
maka ia rentan menghadapi banyak ancaman dan maslah. Masa remaja merupakan
masa-masa yang sangat sensitif dan penuh gelora yang disertai perubahan serta
perkembangan jasmani, pemikiran, kejiwaan, pengalaman baru, suka menyendiri dan
juga ingin bebas. Maka, ragu-ragu, was-was dan kritis terhadap berbagai masalah
penting dalam kehidupan merupakan hal yang sangat alami dan positif bagi
orang-orang yang baru berkembang alias para remaja, dimana mereka ingin
memantapkan dan membangun pondasi
keyakinannya berdasarkan argumentasi. Agar para remaja mendapatkan jati diri
yang baik, maka mereka harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Belajar.
2. Berpikir.
3. Iman.
4. Berbut
baik.
5. Rasa
percaya diri.
Jati diri remaja adalah hal penting untuk dibangun,
karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan
dibesarkan sebagai generasi penerus bangsa. Dan rasa percaya diri itu faktor
penting untuk membangun masa depan yang gemilang.
B.
Saran
Membentuk dan
membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh resiko.Untuk itu
peran orang tua sangat diperlukan untuk pembentukan jati diri remaja yang baik.
Pemahaman yang diberikan orangtua di masa pengembangan diri ini, kelak akan
membantu anak mengenali dirinya, beradaptasi dengan lingkungan serta menghadapi
tantangan kehidupan berupa tantangan karier dan lain sebagainya. Selain itu,
orangtua harus berperan sebagai pendukung (supporter)
dan pemberi motivasi (motivator).
DAFTAR PUSTAKA
7 komentar:
nambh pngetahuan banget gmn cara pencarian jati diri yang baik
izin bertanya gays,
gmn kalau orang tua dalam hal ini bapak/ibu kandung seorang anak tidak berada di samping anak tersebut disaat anak itu dalam proses pertumbuhan masa remaja?
apa yg harus dilakukan anak tersebut ketika dia sadara bahwa masa remaja itu tidak dilalui sesuai dengan teori yang disampaikan di atas?
apakah anak tersebut harus kembali ke masa remajanya padahal usianya sudah tidak lagi remaja?
setelah membaca blog ini aku jadi mengerti pada sikap ku selama ini. sebelumnya aku pikir sikapku sangat aneh. aku suka mencari perhatian dari ortu, menuntut diperlakukan seperti sudah dewasa, ingin di akui kalo aku hebat, dan aku ingin orang2 mengatakan seperti apa yang ku pikirkan tentang diriku.
Bagaimana jika seorang remaja tidak berhasil menyelesaikan Krisis indentitasnya
Siapakah yang paling berperan dalam proses pencarian jati diri remaja
Thanks ya sob.
Artikel yang menarik dan menambah pengetahuan.
Kunjungi juga blog saya ya di http://nuansaberita9.blogspot.com/
Terima kasih atas kunjungan nya :)
Assalamualaikum
Saya boleh tau skala krisis identitas diri dari siapa yang anda gunakan dalam penelitian itu?
Posting Komentar