ROMANTIKA CAFE

Kamis, 17 Oktober 2013



Malam minggu adalah malam yang selalu ditunggu-tunggu oleh para kawula muda, begitupun dengan kedua sahabat ini. Dia adalah Alya dan Rena yang keduanya berumur kurang lebih 17 tahun. Mereka sangat gembira jika malam minggu telah tiba karena di malam minggu mereka bisa main dengan bebas tanpa dibebani tugas sekolah yang bikin kepala kliyengan.
Hampir setiap malam minggu Alya dan Rena keluar rumah untuk menikmati indahnya malam minggu walaupun mereka berdua adalah jomblo sejati. Bagi mereka, bisa main bareng tanpa terbebani tugas sekolah aja lebih dari cukup walaupun nggak ditemani seorang kekasih.

Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh Alya dan Rena. Mereka sudah bersiap-siap sedari sore untuk pergi bermalam minggu bersama. Tempat favorit mereka berdua ketika bermalam minggu adalah sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari daerah mereka tinggal. Cafe itu emang nggak begitu besar dan luas namun tempatnya nyaman dan juga banyak yang datang kesana selain itu pelayannya juga ramah. Suasana cafe juga sangat romantis dengan kerlap-kerlip lampu hias dan juga adanya band pengiring yang selalu membawakan lagu-lagu romantis pula. Jadi tak heran kalau cafe itu banyak pelanggannya.
“Udah siap belum Ren?” tanya Alya diseberang telpon.
“Iya bentar lagi Al, lagi dandan nih biar kelihatan cantik.” sahut Rena sambil tertawa kecil.
Beberapa menit kemudian Rena sudah berdiri di depan rumah Alya dengan dandanan alakadarnya tapi tetap kelihatan cantik dan anggun.
“Ketempat biasa kan Al?”
“Iya Ren, kali aja ada yang bening disana, sekalian cuci mata.”
“Betul tuh, kali aja ada yang nyantol sama kita.”
Kedua sahabat itu tertawa agak begitu keras karena candaan kecil mereka berdua. Mereka emang suka bercanda ria kalau lagi jalan bareng. Hampir nggak pernah yang namanya berantem.
Tak lama kemudian sampailah di cafe tempat favorit mereka. Sesampainya di sana sudah banyak pelanggan yang datang, tapi walaupun begitu tempatnya tetap terasa nyaman.
“Pesen yang biasanya ya Mas!” kata Rena.
“Siap Mbak.” jawab si pelayan cafe.
Tak sampai menunggu lama, pesanan Alya dan Rena pun datang. Dua buah hamburger berukuran sedang dan dua gelas jus strowberi telah tersedia di meja tempat mereka duduk. Alya dan Rena menikmati makanan mereka sambil sesekali bercanda kecil.
“Ada yang bening tuh Ren.” Kata Alya sambil menunjuk dengan dagunya.
Dengan segera Rena menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Alya. Tampak seorang lelaki duduk sendirian sambil menunngu pesanannya datang. Lelaki itu emang lumayan ganteng dengan postur tubuh yang agak tinggi dan atletis. Alya dan Rena agak sedikit heran, kenapa lelaki seganteng dia hanya datang sendirian di cafe seromantis ini, tanpa teman ataupun gandengan spesial.
“Ganteng-ganteng kok nggak ada gandengannya sih? Mana mukanya sambil ditekuk gitu lagi.” kata Rena.
“Baru aja putus kali, kalau mau tuh samperin!” sahut Alya.
“Emang dia mau sama gue yang kayak gini?”
“Ya coba aja dulu, kali aja matanya sambil merem pas nerima kamu jadi pacarnya.” jawab Alya sambil tertawa kecil.
“Sialan lu Al.”
Tak berapa lama kemudian si pelayan cafe mendekati meja lelaki ganteng itu sambil membawa pesanannya. Kelihatannya si pelayan mengenal lelaki itu. Terlihat dari tempat Alya dan Rena duduk, si pelayan berbincang-bincang sebentar dengan lelaki itu.
Nggak terasa waktu sudah hampir larut malam, Alya dan Rena bergegas meninggalkan cafe dan pulang ke rumah.
©©©
Jam sudah menunjukkan pukul 9 siang, tapi Alya masih saja bermalas-malasan di ranjang kesayangannya itu, lagi pula hari ini adalah hari minggu jadi nggak ada kegiatan yang mengharuskan dia untuk bangun pagi-pagi. Tiba-tiba Alya dikagetkan dengan ponselnya yang berdering tanda ada telepon masuk. Dilihatnya dengan segera layar ponsel tersebut, ternyata telpon dari Rena.
“Hallo Ren?”
“Gue BT nih di rumah melulu, keluar yuk Al?”
“Emangnya ada rencana mau kemana Ren?”
“Kalo lu mau, kita ke taman deket sekolah aja.”
“Ya udah deh, gue sih ngikut aja.”
“Oke, setengah jam lagi gue jemput.”
Setelah menerima telpon dari Rena, Alya langsung bergegas bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk mandi.
Tak sampai setengah jam, Alya sudah bersiap untuk pergi bareng Rena. Beberapa saat kemudian Rena pun sampai di rumah Alya. Dan tanpa basa-basi mereka langsung pergi menuju tempat tujuan.
Sesampainya di taman, mereka langsung duduk di bangku bawah pohon yang rindang. Tiba-tiba Rena dikejutkan oleh sesuatu yang baru saja dilihatnya.
“Al, itu bukannya cowok yang ada di cafe tadi malem ya?” sambil menunjuk cowok yang duduk diseberang sana.
“Eh iya Ren, samperin tuh.”
“Tapi dia sama temennya Al.”
“Nggak papa lah, gue temenin deh.”
“Nggak ah Al, entar dikira gue cewek apaan nyamperin cowok yang nggak gue kenal.”
Terlihat dari tempat duduk Alya dan Rena, teman cowok itu setengah berbisik kepadanya. Tak lama kemudian kedua cowok itu menghampiri Alya dan Rena.
“Hai boleh kenalan nggak nih?” tanya temen cowok yang ada di cafe sambil menyodorkan tangannya kepada Alya.
“Emm...bo..boleh.” jawab Alya sambil tertunduk malu.
“Namanya siapa?”
“Aku Alya dan ini temenku Rena.”
“Kalau aku Dion dan ini temenku Heru.”
Sejak perkenalan singkat di taman itu mereka berempat jadi sering janjian untuk ketemu di cafe tempat favorit Alya dan Rena.
©©©
Beberapa bulan telah berlalu. Alya, Rena, Dion, dan Heru menjadi semakin akrab. Bahkan pertemanan antara mereka berubah menjadi sebuah percintaan. Setelah lama mereka sering jalan bareng Dion ternyata diam-diam suka sama Alya. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pacaran.
Kegiatan Alya dan Rena setiap malam minggu masih sama seperti sebelum mereka kenal Dion dan Heru. Bedanya setiap mereka datang ke cafe itu sudah nggak berdua lagi, jadi tambah rame dan seru, apalagi melihat hubungan Alya dan Dion yang semakin hari semakin romantis, suasana cafe jadi makin menyenangkan.
©©©
Saat ini tepat malam minggu yang entah keberapa semenjak Alya dan Dion berpacaran. Sepasang kekasih dan kedua sahabatnya kembali nongkrong di cafe biasanya. Di cafe seromantis itu, mereka berempat bercanda dengan penuh kehangatan.
Ditengah-tengah candaan mereka, dengan isengnya Alya melihat-lihat inbox di ponsel Dion. Namun sejak saat itu, Alya yang tadinya ceria berubah 180o menjadi murung. Tatapan matanya penuh kesedihan dan juga amarah yang serasa ingin ia sampaikan namun tak mampu. Rena, Dion, dan Heru menjadi bingung dengan perubahan sikap Alya yang begitu tiba-tiba.
“Lu kenapa Al?” tanya Rena keheranan.
“Gue mau cabut sekarang.” jawab Alya sambil berdiri dan melangkah pergi dengan wajah yang sedih.
Melihat sahabatnya pergi meninggalkan tempat mereka duduk, Rena langsung menyusul langkah Alya. Kemudian Dion pun ikut-ikutan berlari menyusul Alya dan Rena. Namun sayang, langkah kaki mereka terlalu cepat sehingga Dion nggar berhasil mengejarnya.
“Cewek lu kenapa tuh Yon?”
“Gue juga nggak tau Her, besok coba gue kerumahnya.”
Sesaat kemudian Alya dan Rena telah sampai di kamar Alya. Sesampainya di kamar, tiba-tiba Alya langsung memeluk erat Rena sambil disertai jatuhnya butir-butir bening di matanya.
“Kenapa nangis Al, cerita sama gue!”
“Gue kecewa sama Dion.”
“Emang kenapa sih?”
Kemudian Alya menceritakan apa yang membuatnya sedih dan kecewa. Ternyata dia melihat sms Dion dengan seorang cewek dan isi sms itu sangat romantis sehingga membuat Alya menjadi sedih, kecewa, dan marah.
©©©
Keesokan harinya setelah kejadian itu, Dion menemui Alya di rumahnya tetapi sayang sekali, Alya tidak mau menemui pacarnya itu. Karena tidak mendapatkan penjelasan dari Alya, akhirnya Dion bergegas menemui Rena. Setelah menemui Rena, Dion mengerti apa maksud kemarahan Alya terhadapnya.
Dion punya suatu rencana untuk membuat Alya tidak marah lagi terhadapnya. Dia meminta bantuan Rena untuk mengajak Alya ke cafe tempat biasa mereka nongkrong.
Akhirnya malam yang ditunggu-tunggu Dion telah tiba. Sejak sore hari dia sibuk mempersiapkan kejutan di cafe untuk Alya. Tepat pukul 8 malam, Alya dan Rena tiba di cafe. Sebenarnya Alya males banget buat datang ke cafe itu, tapi dia nggak enak kalau harus nolak ajakan Rena.
“Sebenernya kita kesini mau ngapain sih Ren? Mata gue pake ditutup kayak gini lagi.” tanya Alya.
“Udahlah Al, lu ikutin aja apa kata gue.”
Setibanya di tempat duduk yang sudah disediakan Dion, Rena langsung menyuruh Alya duduk dengan mata yang masih tertutup kain. Rena kemudian meninggalkan Alya duduk sendirian. Beberapa kali Alya memanggil-manggil Rena, tapi tak ada sedikitpun jawaban dari sahabatnya itu. Suasana menjadi hening sejenak. Kemudian tanpa ada suruhan dari siapapun, Alya membuka tutup matanya. Di depan matanya ada meja yang dihias sebagus mungkin dengan lilin-lilin kecil yang menghiasi sekitar tempat duduk Alya. Tak berapa lama kemudian, Dion datang dengan membawa setangkai bunga mawar merah dan diiringi dengan musik romantis. Melihat semua kejutan dari Dion, Alya hanya bisa ternganga.
Saat berada tepat di depan Alya, Dion langsung memberikan setangkai bunga mawar yang dibawanya sambil menyatakan permintaan maaf. Tak lupa Dion menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Alya hanya bisa tersenyum malu sambil mengangguk-anggukkan kepala pertanda bahwa dia mau memafkan Dion.
Suasana menjadi sangat romantis setelah Alya dan Dion sudah kembali baikan. Tampak di sebelah mereka duduk, ada Rena dan  Heru berdiri sembari tersenyum bahagia melihat sahabat mereka kembali akur. Tanpa Rena dan Heru sadari, ternyata tangan mereka sudah berpegangan mesra.
“Cieee....yang lagi pegangan tangan.” ejek Alya sembari tertawa.
Dion pun ikut-ikutan tertawa melihat Rena dan Heru menjadi salah tingkah.
“Buruan nyatain sekarang aja Her, katanya sayang.”
Spontan Heru langsung tersenyum malu mendengar ucapan Dion. Sedangkan Rena menjadi semakin salah tingkah.
“Ren gue mau ngomong sesuatu sama lu.”
“Mau ngomong apa Her?” jawab Rena dengan nada bicara yang lembut.
“Sebenernya gue udah lama sayang sama lu Ren, mau nggak jadi cewek gue?
Tanpa basa-basi Rena langsung menganggukkan kepala pertanda menggiyakan pertanyaan Heru.
“Gue juga sayang sama lu Her.” Ucap Rena sembari tertunduk malu.
Suasana cafe menjadi semakin romantis dengan adanya kedua pasangan yang sangat romantis. Kedua pasangan itu kemudian duduk bersama di satu meja sembari menikmati makanan masing-masing. Sesekali Dion menyuapi Alya dengan mesranya dan tak ketinggalan Heru pun melakukan hal yang sama.




.







1 komentar:

Posting Komentar

photos

dahliafridayanti's  album on Photobucket